Pengertian DBD
LOOK THIS VIDEO
Demam berdarah (DB) adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh virus dengue, yang masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan nyamuk dari genus Aedes, misalnya Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Terdapat empat jenis virus dengue berbeda, namun berelasi dekat, yang dapat menyebabkan demam berdarah.[2] Virus dengue merupakan virus dari genus Flavivirus, famili Flaviviridae.[3] Penyakit demam berdarah ditemukan di daerah tropis dan subtropis di berbagai belahan dunia, terutama di musim hujan yang lembab.[2] Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan setiap tahunnya terdapat 50-100 juta kasus infeksi virus dengue di seluruh dunia.
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) {bahasa medisnya disebut Dengue Hemorrhagic Fever (DHF)} adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus, yang mana menyebabkan gangguan pada pembuluh darah kapiler dan pada sistem pembekuan darah, sehingga mengakibatkan perdarahan-perdarahan.
Penyakit ini banyak ditemukan didaerah tropis seperti Asia Tenggara, India, Brazil, Amerika termasuk di seluruh pelosok Indonesia, kecuali di tempat-tempat ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan air laut. Dokter dan tenaga kesehatan lainnya seperti Bidan dan Pak Mantri seringkali salah dalam penegakkan diagnosa, karena kecenderungan gejala awal yang menyerupai penyakit lain seperti Flu dan Tipes (Typhoid).
Klasifikasi DBD
Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) tahun 1986, penyakit DBD dibagi menurut berat ringannya. Secara singkat klasifikasinya adalah:
Derajat
1
– jika terdapat tanda-tanda demam
disertai gejala-gejala yang lain, seperti mual, muntah, sakit pada ulu hati,
pusing, nyeri otot, dan lainnya, tanpa adanya perdarahan spontan dan bila
dilakukan uji tourniquet menunjukkan hasil positif (+) terdapat bintik-bintik
merah. Selain itu, pada pemeriksaan laboratorium menunjukkan tanda-tanda
hemokonsentrasi dan trombositopenea.
Derajat 2
– jika terdapat tanda-tanda dan gejala seperti yang terdapat pada DBD
Derajat 1 disertai adanya perdarahan spontan pada kulit ataupun tempat lain
(gusi, mimisan, dll)
Derajat 3
– jika telah terdapat tanda-tanda shock, yaitu dari pengukuran nadi
didapatkan hasil cepat dan lemah; tekanan darah menurun; penderita gelisah; dan
tampak kebiru-biruan pada sekitar mulut, hidung, dan ujung-ujung jari.
Derajat 4
– jika penderita telah jatuh pada keadaan shock, penderita kehilangan
kesadaran dengan nadi tak teraba dan tekanan darah tidak terukur. Kondisi
seperti ini disebut DSS – Dengue Shock Syndrome. Penderita berada dalam
keadan kritis dan memerlukan perawatan yang intesif di ruang ICU.
Agent penularan
Wabah demam berdarah yang menarik perhatian dunia pertama kali muncul di Manila pada tahun 1954. Sebagian besar kasus demam berdarah terjadi di negara yang terletak pada daerah tropis dan subtropis. Hal ini tidak mengherankan karena nyamuk suka dengan lingkungan yang hangat untuk hidup.
Virus dengue penyebab penyakit demam berdarah. Nyamuk Aedes aegypti adalah vektor pembawa virus dengue penyebab penyakit demam berdarah. Penyebab utama penyakit demam berdarah adalah virus dengue, yang merupakan virus dari famili Flaviviridae. Terdapat 4 jenis virus dengue yang diketahui dapat menyebabkan penyakit demam berdarah. Keempat virus tersebut adalah DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4
Nyamuk Aedes aegypti merupakan pembawa virus dari penyakit Demam Berdarah.Nyamuk demam berdarah ini memiliki siklus hidup yang berbeda dari nyamuk biasa. Nyamuk ini aktif dari pagi sampai sekitar jam 3 sore untuk menghisap darah yang juga berarti dapat menyebarkan virus demam berdarah. Sedangkan pada malam hari, nyamuk ini tidur. Maka, berhati-hatilah terhadap gigitan nyamuk pada siang hari dan cegah nyamuk ini menggigit anak yang sedang tidur siang.
Cara Penularan
Seseorang yang didalam darahnya mengandung virus dengue merupakan sumber penularan penyakit demam berdarah dengue (DBD). Virus dengue dalam darah selama 4-7 hari mulai 1-2 hari sebelum demam. Bila penderita tersebut digigit nyamuk penular, maka virus dalam darah akan ikut terhisap masuk dalam lambung nyamuk. Selanjutnya virus akan memperbanyak diri dan tersebar di berbagai jaringan tubuh nyamuk temasuk di dalam kelenjar liurnya. Kira-kira 1 minggu setelah menghisap darah penderita, nyamuk tersebut siap untuk menularkan kepada orang lain (masa inkubasi eksentrik). Virus akan tetap berada di dalam tubuh nyamuk sepanjang hidupnya.
Penularan DBD terjadi melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti, Aedes albopictus betina yang sebelumnya telah membawa virus dalam tubuhnya dari penderita demam berdarah lain. Nyamuk Aedes aegypti berasal dari Brazil dan Ethiopia dan sering menggigit manusia pada waktu pagi dan siang. Orang yang beresiko terkena demam berdarah adalah anak-anak yang berusia di bawah 15 tahun, dan sebagian besar tinggal di lingkungan lembab, serta daerah pinggiran kumuh. Penyakit DBD sering terjadi di daerah tropis, dan muncul pada musim penghujan. Virus ini kemungkinan muncul akibat pengaruh musim/alam serta perilaku manusia
Nyamuk Aedes (Stegomyia) betina biasanya akan terinfeksi virus dengue saat menghisap darah penderita yang berada pada fase demam (viremik) akut penyakit. Setelah masa eksentrik selama 8 sampai 10 hari, kelenjar air liur nyamuk menjadi terinfeksi dan virus disebarkan ketika nyamuk yang infektif menggigit dan menginjeksikan air liur ke luka gigitan pada orang lain. Setelah masa inkubasi pada tubuh manusia selama 3-14 hari (rata-rata 4-6 hari), sering kali terjadi awitan mendadak penyakit itu, yang ditandai dengan demam, sakit kepala, mialgia, hilang nafsu makan, dan berbagai tanda serta gejala nonspesifik lain termasuk mual, muntah, dan ruam kulit.
Manifestasi Klinis
Infeksi virus dengue dapat bermanifestasi pada beberapa luaran, meliputi demam biasa, demam berdarah (klasik), demam berdarah dengue (hemoragik), dan sindrom syok dengue.
Demam berdarah (klasik)
Demam berdarah menunjukkan gejala yang umumnya berbeda-beda tergantung usia
pasien. Gejala yang umum terjadi pada bayi dan anak-anak adalah demam dan
munculnya ruam. Sedangkan pada pasien usia remaja dan dewasa, gejala yang
tampak adalah demam tinggi, sakit kepala parah, nyeri di belakang mata, nyeri pada
sendi dan tulang, mual dan muntah, serta munculnya ruam pada kulit. Penurunan
jumlah sel darah putih (leukopenia) dan penurunan keping darah atau trombosit
(trombositopenia) juga seringkali dapat diobservasi pada pasien demam berdarah.
Pada beberapa epidemi, pasien juga menunjukkan pendarahan yang meliputi
mimisan, gusi berdarah, pendarahan saluran cerna, kencing berdarah
(haematuria), dan pendarahan berat saat menstruasi (menorrhagia).
Demam berdarah dengue (hemoragik)
Pasien yang menderita demam berdarah dengue (DBD) biasanya menunjukkan
gejala seperti penderita demam berdarah klasik ditambah dengan empat gejala
utama, yaitu demam tinggi, fenomena hemoragik atau pendarahan hebat, yang
seringkali diikuti oleh pembesaran hati dan kegagalan sistem sirkulasi darah.
Adanya kerusakan pembuluh darah, pembuluh limfa, pendarahan di bawah kulit yang
membuat munculnya memar kebiruan, trombositopenia dan peningkatan jumlah sel
darah merah juga sering ditemukan pada pasien DBD. Salah satu karakteristik
untuk membedakan tingkat keparahan DBD sekaligus membedakannya dari demam
berdarah klasik adalah adanya kebocoran plasma darah. Fase kritis DBD adalah
seteah 2-7 hari demam tinggi, pasien mengalami penurunan suhu tubuh yang
drastis. Pasien akan terus berkeringat, sulit tidur, dan mengalami penurunan
tekanan darah. Bila terapi dengan elektrolit dilakukan dengan cepat dan tepat,
pasien dapat sembuh dengan cepat setelah mengalami masa kritis. Namun bila
tidak, DBD dapat mengakibatkan kematian.
Pencegahan dan penanggulangan
Pengasapan atau fogging bermanfaat membunuh nyamuk Aedes dewasa untuk
mencegah penyebaran demam berdarah. Hingga kini, belum ada vaksin atau obat
antivirus bagi penyakit ini. Tindakan paling efektif untuk menekan epidemi
demam berdarah adalah dengan mengontrol keberadaan dan sedapat mungkin
menghindari vektor nyamuk pembawa virus dengue. Pengendalian nyamuk tersebut
dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metode yang tepat, yaitu:
Lingkungan : Pencegahan demam berdarah
dapat dilakukan dengan mengendalikan vektor nyamuk, antara lain dengan menguras
bak mandi/penampungan air sekurang-kurangnya sekali seminggu,
mengganti/menguras vas bunga dan tempat minum burung seminggu sekali, menutup
dengan rapat tempat penampungan air, mengubur kaleng-kaleng bekas, aki bekas
dan ban bekas di sekitar rumah, dan perbaikan desain rumah.
Biologis :
Secara biologis, vektor nyamuk pembawa virus dengue dapat dikontrol dengan
menggunakan ikan pemakan jentik dan bakteri
Kimiawi :
Pengasapan (fogging) dapat membunuh
nyamuk dewasa, sedangkan pemberian bubuk abate pada tempat-tempat penampungan
air dapat membunuh jentik-jentik nyamuk. Selain itu dapat juga digunakan
larvasida.Selain itu oleh karena nyamuk Aedes aktif di siang hari beberapa
tindakan pencegahan yang dapat dilakukan adalah menggunakan senyawa anti nyamuk
yang mengandung DEET, pikaridin, atau minyak lemon eucalyptus, serta gunakan
pakaian tertutup untuk dapat melindungi tubuh dari gigitan nyamuk bila sedang beraktivitas
di luar rumah. Selain itu, segeralah berobat bila muncul gejala-gejala penyakit
demam berdarah sebelum berkembang menjadi semakin parah.
Hal-hal yang harus dilakukan untuk menjaga kesehatan agar terhindar dari
penyakit demam berdarah, sebagai berikut:
Melakukan kebiasaan baik, seperti makan makanan bergizi, rutin olahraga,
dan istirahat yang cukup;
masa pancaroba, perhatikan kebersihan lingkungan tempat tinggal dan
melakukan 3M, yaitu menguras bak mandi, menutup wadah yang dapat menampung air,
dan mengubur barang-barang bekas yang dapat menjadi sarang perkembangan
jentik-jentik nyamuk, meski pun dalam hal mengubur barang-barang bekas tidak
baik, karena dapat menyebabkan polusi tanah. Akan lebih baik bila barang-barang
bekas tersebut didaur-ulang.
Fogging atau pengasapan hanya akan mematikan nyamuk dewasa, sedangkan bubuk
abate akan mematikan jentik pada air. Keduanya harus dilakukan untuk memutuskan
rantai perkembangbiakan nyamuk;
Segera berikan obat penurun panas untuk demam apabila penderita mengalami
demam atau panas tinggi
Pencegahan secara massal di lingkungan setempat dengan bekerja sama dengan
RT/RW/Kelurahan dengan PUSKESMAS setempat dilakukan dengan Pembersihan Sarang
Nyamuk (PSN), Fogging, atau memutuskan mata rantai pembiakan Aedes aegypti
dengan Abatisasi.
Hindari tidur saat siang hari, Hindari tidur pagi sekitar pukul 06.00 –
10.00 atau sore pukul 15.00 – 17.30. Jikalau harus tidur karena cape, baiknya
Juragan tidur memakai lotion anti nyamuk, obat nyamuk elektrik atau semprot
kamar anda dengan obat anti nyamuk terlebih dahulu
Gejala DBD
Gejala-gejala
yang timbul
_ Demam tinggi,
biasanya orang akan melanda demam dengue berdarah di ngalami 40derajat Celcius
ketika terjadi pada anak bisa menyebabkan kejang.
_ Great
pendarahan yang terjadi pada kulit, karena daerah merah pada bantuan aegypti
gigitan nyamuk.
_ Timbulnya
sakit kepala sukarela dan ketahanan.
_ Kegagalan
sistem peredaran darah yang konjungtiva dan daerah faring.
_ Kemunculan
kenaikan dan penurunan suhu tubuh secara mendadak.
_ Kerusakan
pembulu darah membuat kerusakan limpahan kulit sehingga berwarna kebiruan.
_ Rasa sakit
rusuk dan nyeri sebelah kanan.
_ Lainnya gejala
yang sering terjadi sakit saat menelan, sakit perut, mual-mual, sakit otot.







.jpg)
.jpg)
.jpg)






Tidak ada komentar:
Posting Komentar