Sabtu, 24 Agustus 2013

CONTOH SOAL KEBIDANAN


Kasus
Seorang perempuan berusia 24 tahun datang kepuskesmas untuk periksa hamil. Anamnesis dan pemeriksaan :mual, muntah , susah tidur ,dan meraa cepat lelah serta buang air kecil berwarna coklat seperti air teh sejak 2 minggu yang lalu. TD :100/70 mmHg , N :80x/i , P:22x/i , S:37°C ,muka pucat , conjungtiva pucat , sklera ikterik , kuku terlihat kuning dan pucat .TFU 3 jari diatas pusat 10 gr%
1.Data fokus pada kasus di atas adalah
Data subjektif :
·         -ibu mual dan muntah
·         -susah tidur
·         -merasa cepat lelah
·         -buang air kecil berwarna coklat seperti air teh
Data objektif :
·         -TTV :    TD :100/70 mmHg ,
·         N    :80x/i ,
·         P     :22x/i ,
·         S     :37°C ,
Inspeksi  : muka pucat , conjungtiva pucat , sklera ikterik , kuku terlihat kuning dan pucat .
Palpasi   :TFU 3 jari diatas pusat
Pemeriksaan Penunjang : HB :10 gr%

2. diagnosa yang paling mungkin pada kasus di atas adalah

“Ibu hamil GPAH ,  usia kehamilan 28 minggu , janin hidup , tunggal , interauterin , let-kep, puka , keadaan jalan lahir normal, KU sedang dan janin baik dengan hepatitis”

Dasar:
·         Ibu mengatakan ini kehamilan yang
·         Palpasi TFU 3 jari diatas pusat   
·         DJJ +
·         Saat palpasi hanya teraba dua bagia besar janin
·         Ibu tidak merasa nyeri saat palpasi
·         Palpasi       :
-          Leopold I         : TFU 3 jari diatas pusat
-          Leopold II        : PU-KA
-          Leopold III      : let kep
-          Leopold IV      :tidak dilakukan



·         Riwayat persalinan yang lalu
·           TTV :   
-          TD :100/70 mmHg ,
-          N    :80x/i ,
-          P     :22x/i ,
-          S     :37°C

·         mual, muntah, susah tidur, dan merasa cepat lelah serta buang air kecil berwarna coklat seperti air teh sejak 2 minggu yang lalu , muka terlihat kuning, pucat, conjungtiva pucat, sklera ikterik, kuku terlihat kuning dan pucat
·          

3. rencana asuhan kebidanan yang paling tepat diberikan adalah

  • Tirah baring selama fase akut dengan diet yang cukup bergizi merupakan anjuran yang lazim.
  •  Pemberian makanan intravena mungkin perlu selama fase akut bila pasienterus menerus muntah
  • .Aktivitas fisik biasanya perlu dibatasi hingga gejala-gejala mereda dan tes fungsi hati kembali normal.

4. pemeriksaan penunjang yang harus dilakukan untuk menegakkan diagnosa pada kasus di atas adalah

·         TES DIAGNOSTIK
        1. ASR (SGOT) / ALT (SGPT)
     Awalnya meningkat. Dapat meningkat 1-2 minggu sebelum ikterik kemudian tampak   menurun. SGOT/SGPT merupakan enzim – enzim intra seluler yang terutama berada dijantung, hati dan jaringan skelet, terlepas dari jaringan yang rusak, meningkat pada kerusakan sel hati

             2. Darah Lengkap (DL)
  SDM menurun sehubungan dengan penurunan hidup SDM (gangguan enzim hati)atau mengakibatkan perdarahan.

      3. Leukopenia
                     Trombositopenia mungkin ada (splenomegali)

4. Diferensia Darah Lengkap
                     Leukositosis, monositosis, limfosit, atipikal dan sel plasma.

5. Alkali phosfatase
         Agaknya meningkat (kecuali ada kolestasis berat)

6. Feses
                    Warna tanah liat, steatorea (penurunan fungsi hati)

7. Albumin Serum
                     Menurn, hal ini disebabkan karena sebagian besar protein serum disintesis oleh
hati dan karena itu kadarnya menurun pada berbagai gangguan hati.

8. Gula Darah
                    Hiperglikemia transien / hipeglikemia (gangguan fungsi hati).

      9. Anti HAVIgM
                     Positif pada tipe A

10. HbsAG
                     Dapat positif (tipe B) atau negatif (tipe A)

11. Masa Protrombin
                    Mungkin memanjang (disfungsi hati), akibat kerusakan sel hati atau berkurang.
Meningkat absorbsi vitamin K yang penting untuk sintesis protombin.

12. Bilirubin serum
                    Diatas 2,5 mg/100 ml (bila diatas 200 mg/ml, prognosis buruk, mungkin
berhubungan dengan peningkatan nekrosis seluler)

13. Tes Eksresi BSP (Bromsulfoptalein)
                    Kadar darah meningkat.
BPS dibersihkan dari darah, disimpan dan dikonyugasi dan diekskresi. Adanya
gangguan dalam satu proses ini menyebabkan kenaikan retensi BSP.

14. Biopsi Hati
                  Menujukkan diagnosis dan luas nekrosis

15. Skan Hati
                  Membantu dalam perkiraan beratnya kerusakan parenkin hati.

16. Urinalisa
                  Peningkatan kadar bilirubin.
Gangguan eksresi bilirubin mengakibatkan hiperbilirubinemia terkonyugasi. Karena bilirubin terkonyugasi larut dalam air, ia dsekresi dalam urin menimbulkan bilirubinuria.






Kasus  II
Sorang perempuan berusia 32 tahun datang ke RS dalam  kejang dengan usia kehamilan 34 minggu. Pemeriksaan : TD : 130/100 mmHg , nadi dan pernafasan sangat cepat, terjadi hiperfleksi pada ekstremitas. TFU pertengahan pusat dan prosessus xipoideus. DJJ ada. Proteinuria 2++, tidak ada oedema.
1.Data fokus pada kasus di atas adalah
·         Data subjektif
                -ibu kejang
·         Data objektif
                - TD : 130/100 mmHg ,
                - Nadi dan pernafasan sangat cepat,
·         Inspeksi                     : - Terjadi hiperfleksi pada ekstremitas.
·         Palpasi                       : - TFU pertengahan pusat dan prosessus xipoideus.
                                                     - tidak ada oedema.
·         Auskultasi                   : - DJJ ada
·         Pemeriksaan Penunjang : - Proteinuria 2++,
2.Diagnosa yang mungkin pada kasus di atas
“Ibu hamil GPAH ,  usia kehamilan 34  minggu , janin hidup , tunggal , interauterin , let-kep, puka , keadaan jalan lahir normal, KU  ibu    dan     dengan eklamsi”
       Dasar :
·         Ibu mengatakan ini adalah kehamilan yang ke dua nya
·         Ibu mengatakan tidak datang haid sejak 34 minggu yang lalu
·         DJJ(+) dan terlihat gerakan janin
·         Tidak teraba bagian besar janin lebh dari 2 bagian
·         Ibu tidak merasa nyeri saat palpasi
·         Pada bagian terbawah perut ibu teraba bagian yang keras,bulat,melenting,kemungkinan kepala janin
·         PU-KI
·         Persalinan yang lalu normal
·         TTV dalam keadaan sedang
·         Ibu dalam keadaan kejang, Proteinuria (++),Odema(-),Hiperrefleksi pada ekremitas

3.Apakahh tindakan segera paling tepat dilakukan bidan
·         Lakukan pemeriksaan fsik
·         Bebaskan jalan nafas dengan memasang tong spatel pada mulut ibu agar lidah tidak tergigit dan jalan nafas bisa terbuka
·         Beri oksigen 4-6  liter/menit
·         Baringkan pasien pada sisi kiri dengan posoisi trendelenburg untuk mengurangi resiko aspirasi
·         Lakukan pemeriksaan penunjang
·         Kolaborasi dengan dr Sp,Og dalam memberikan terapi selanjutnya

4.Apakah rencana asuhan kebidanan yang paling tepat diberikan?
·         Beritahu keluarga tentang hasil pemeriksaan
·         Melakukan kolaborasi dengan dokter Sp,Og untuk memberikan terapi selanjutnya
·         Memasang dauer kateter untuk mengetahui diutresis dan untuk menentukan protein di dalam air kencing secara kuantitatif
·         Menganjurkan keluarga untuk membantu mengatur posisi pasien dengan kaki sedikit lebih tinggi dari pada kepala untuk mengeluarkan lender yang menghambat jalan nafas ibu
·         Memantau perkembangan yang adekua  dan ukur keseimbangan cairan , kateterisasi urin,keadaan umum ibu,reflek setiap jam agar tidak terjadi kejang berulang
·         Memberikan ibu dan keluarga motivasi berupa dukungan dan semangat emosional pada ibu bahwa ibu akan baik-bik saja selama dalam pengawasan dan senantiasa berdoa
·         Beri terapi obat anti kejang,dan magnesium sulfat (MgSO4)
·         Apakah pemeriksaan penunjang yang harus dilakukan untuk menegakkan diagnosa pada kasus diatas?
·         Lakukan pemeriksaan laboratorium, yaitu protein urin
·         Reduksi
·         sedimen
·         HCG


Selasa, 20 Agustus 2013

Pengertian DBD

LOOK THIS VIDEO


Demam berdarah (DB) adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh virus dengue, yang masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan nyamuk dari genus Aedes, misalnya Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Terdapat empat jenis virus dengue berbeda, namun berelasi dekat, yang dapat menyebabkan demam berdarah.[2] Virus dengue merupakan virus dari genus Flavivirus, famili Flaviviridae.[3] Penyakit demam berdarah ditemukan di daerah tropis dan subtropis di berbagai belahan dunia, terutama di musim hujan yang lembab.[2] Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan setiap tahunnya terdapat 50-100 juta kasus infeksi virus dengue di seluruh dunia.
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) {bahasa medisnya disebut Dengue Hemorrhagic Fever (DHF)} adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus, yang mana menyebabkan gangguan pada pembuluh darah kapiler dan pada sistem pembekuan darah, sehingga mengakibatkan perdarahan-perdarahan.
Penyakit ini banyak ditemukan didaerah tropis seperti Asia Tenggara, India, Brazil, Amerika termasuk di seluruh pelosok Indonesia, kecuali di tempat-tempat ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan air laut. Dokter dan tenaga kesehatan lainnya seperti Bidan dan Pak Mantri seringkali salah dalam penegakkan diagnosa, karena kecenderungan gejala awal yang menyerupai penyakit lain seperti Flu dan Tipes (Typhoid).



 Klasifikasi DBD
Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO) tahun 1986, penyakit DBD dibagi menurut berat ringannya.  Secara singkat klasifikasinya adalah:

Derajat 1
 – jika terdapat tanda-tanda demam disertai gejala-gejala yang lain, seperti mual, muntah, sakit pada ulu hati, pusing, nyeri otot, dan lainnya, tanpa adanya perdarahan spontan dan bila dilakukan uji tourniquet menunjukkan hasil positif (+) terdapat bintik-bintik merah.  Selain itu, pada pemeriksaan laboratorium menunjukkan tanda-tanda hemokonsentrasi dan trombositopenea.
Derajat 2
– jika terdapat tanda-tanda dan gejala seperti yang terdapat pada DBD Derajat 1 disertai adanya perdarahan spontan pada kulit ataupun tempat lain (gusi, mimisan, dll)
 Derajat 3
– jika telah terdapat tanda-tanda shock, yaitu dari pengukuran nadi didapatkan hasil cepat dan lemah; tekanan darah menurun; penderita gelisah; dan tampak kebiru-biruan pada sekitar mulut, hidung, dan ujung-ujung jari.
 Derajat 4
– jika penderita telah jatuh pada keadaan shock, penderita kehilangan kesadaran dengan nadi tak teraba dan tekanan darah tidak terukur.  Kondisi seperti ini disebut DSS – Dengue Shock Syndrome.  Penderita berada dalam keadan kritis dan memerlukan perawatan yang intesif di ruang ICU.


Agent penularan

Wabah demam berdarah yang menarik perhatian dunia pertama kali muncul di Manila pada tahun 1954. Sebagian besar kasus demam berdarah terjadi di negara yang terletak pada daerah tropis dan subtropis. Hal ini tidak mengherankan karena nyamuk suka dengan lingkungan yang hangat untuk hidup.

Virus dengue penyebab penyakit demam berdarah. Nyamuk Aedes aegypti adalah vektor pembawa virus dengue penyebab penyakit demam berdarah. Penyebab utama penyakit demam berdarah adalah virus dengue, yang merupakan virus dari famili Flaviviridae. Terdapat 4 jenis virus dengue yang diketahui dapat menyebabkan penyakit demam berdarah. Keempat virus tersebut adalah DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4

Nyamuk Aedes aegypti merupakan pembawa virus dari penyakit Demam Berdarah.Nyamuk demam berdarah ini memiliki siklus hidup yang berbeda dari nyamuk biasa. Nyamuk ini aktif dari pagi sampai sekitar jam 3 sore untuk menghisap darah yang juga berarti dapat menyebarkan virus demam berdarah. Sedangkan pada malam hari, nyamuk ini tidur. Maka, berhati-hatilah terhadap gigitan nyamuk pada siang hari dan cegah nyamuk ini menggigit anak yang sedang tidur siang.

Cara Penularan

Seseorang yang didalam darahnya mengandung virus dengue merupakan sumber penularan penyakit demam berdarah dengue (DBD). Virus dengue dalam darah selama 4-7 hari mulai  1-2 hari sebelum demam. Bila penderita tersebut digigit nyamuk penular, maka virus dalam darah akan ikut terhisap masuk dalam lambung nyamuk. Selanjutnya virus akan memperbanyak diri dan tersebar di berbagai jaringan tubuh nyamuk  temasuk di dalam kelenjar liurnya. Kira-kira 1  minggu  setelah menghisap darah penderita, nyamuk tersebut siap untuk menularkan kepada orang lain (masa inkubasi eksentrik). Virus akan tetap berada di dalam tubuh nyamuk sepanjang hidupnya.
Penularan DBD terjadi melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti, Aedes albopictus betina yang sebelumnya telah membawa virus dalam tubuhnya dari penderita demam berdarah lain. Nyamuk Aedes aegypti berasal dari Brazil dan Ethiopia dan sering menggigit manusia pada waktu pagi dan siang. Orang yang beresiko terkena demam berdarah adalah anak-anak yang berusia di bawah 15 tahun, dan sebagian besar tinggal di lingkungan lembab, serta daerah pinggiran kumuh. Penyakit DBD sering terjadi di daerah tropis, dan muncul pada musim penghujan. Virus ini kemungkinan muncul akibat pengaruh musim/alam serta perilaku manusia
Nyamuk Aedes (Stegomyia) betina biasanya akan terinfeksi virus dengue saat menghisap darah penderita yang berada pada fase demam (viremik) akut penyakit. Setelah masa eksentrik selama 8 sampai 10 hari, kelenjar air liur nyamuk menjadi terinfeksi dan virus disebarkan ketika nyamuk yang infektif menggigit dan menginjeksikan air liur ke luka gigitan pada orang lain. Setelah masa inkubasi pada tubuh manusia selama 3-14 hari (rata-rata 4-6 hari), sering kali terjadi awitan mendadak penyakit itu, yang ditandai dengan demam, sakit kepala,  mialgia, hilang nafsu makan, dan berbagai tanda serta gejala nonspesifik lain termasuk mual, muntah, dan ruam kulit.

Manifestasi Klinis
   
Infeksi virus dengue dapat bermanifestasi pada beberapa luaran, meliputi demam biasa, demam berdarah (klasik), demam berdarah dengue (hemoragik), dan sindrom syok dengue.
Demam berdarah (klasik)
Demam berdarah menunjukkan gejala yang umumnya berbeda-beda tergantung usia pasien. Gejala yang umum terjadi pada bayi dan anak-anak adalah demam dan munculnya ruam. Sedangkan pada pasien usia remaja dan dewasa, gejala yang tampak adalah demam tinggi, sakit kepala parah, nyeri di belakang mata, nyeri pada sendi dan tulang, mual dan muntah, serta munculnya ruam pada kulit. Penurunan jumlah sel darah putih (leukopenia) dan penurunan keping darah atau trombosit (trombositopenia) juga seringkali dapat diobservasi pada pasien demam berdarah. Pada beberapa epidemi, pasien juga menunjukkan pendarahan yang meliputi mimisan, gusi berdarah, pendarahan saluran cerna, kencing berdarah (haematuria), dan pendarahan berat saat menstruasi (menorrhagia).
Demam berdarah dengue (hemoragik)
Pasien yang menderita demam berdarah dengue (DBD) biasanya menunjukkan gejala seperti penderita demam berdarah klasik ditambah dengan empat gejala utama, yaitu demam tinggi, fenomena hemoragik atau pendarahan hebat, yang seringkali diikuti oleh pembesaran hati dan kegagalan sistem sirkulasi darah. Adanya kerusakan pembuluh darah, pembuluh limfa, pendarahan di bawah kulit yang membuat munculnya memar kebiruan, trombositopenia dan peningkatan jumlah sel darah merah juga sering ditemukan pada pasien DBD. Salah satu karakteristik untuk membedakan tingkat keparahan DBD sekaligus membedakannya dari demam berdarah klasik adalah adanya kebocoran plasma darah. Fase kritis DBD adalah seteah 2-7 hari demam tinggi, pasien mengalami penurunan suhu tubuh yang drastis. Pasien akan terus berkeringat, sulit tidur, dan mengalami penurunan tekanan darah. Bila terapi dengan elektrolit dilakukan dengan cepat dan tepat, pasien dapat sembuh dengan cepat setelah mengalami masa kritis. Namun bila tidak, DBD dapat mengakibatkan kematian.

Pencegahan dan penanggulangan
Pengasapan atau fogging bermanfaat membunuh nyamuk Aedes dewasa untuk mencegah penyebaran demam berdarah. Hingga kini, belum ada vaksin atau obat antivirus bagi penyakit ini. Tindakan paling efektif untuk menekan epidemi demam berdarah adalah dengan mengontrol keberadaan dan sedapat mungkin menghindari vektor nyamuk pembawa virus dengue. Pengendalian nyamuk tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metode yang tepat, yaitu: 
Lingkungan     :   Pencegahan demam berdarah dapat dilakukan dengan mengendalikan vektor nyamuk, antara lain dengan menguras bak mandi/penampungan air sekurang-kurangnya sekali seminggu, mengganti/menguras vas bunga dan tempat minum burung seminggu sekali, menutup dengan rapat tempat penampungan air, mengubur kaleng-kaleng bekas, aki bekas dan ban bekas di sekitar rumah, dan perbaikan desain rumah.

Biologis   : 
Secara biologis, vektor nyamuk pembawa virus dengue dapat dikontrol dengan menggunakan ikan pemakan jentik dan bakteri
Kimiawi  : 
 Pengasapan (fogging) dapat membunuh nyamuk dewasa, sedangkan pemberian bubuk abate pada tempat-tempat penampungan air dapat membunuh jentik-jentik nyamuk. Selain itu dapat juga digunakan larvasida.Selain itu oleh karena nyamuk Aedes aktif di siang hari beberapa tindakan pencegahan yang dapat dilakukan adalah menggunakan senyawa anti nyamuk yang mengandung DEET, pikaridin, atau minyak lemon eucalyptus, serta gunakan pakaian tertutup untuk dapat melindungi tubuh dari gigitan nyamuk bila sedang beraktivitas di luar rumah. Selain itu, segeralah berobat bila muncul gejala-gejala penyakit demam berdarah sebelum berkembang menjadi semakin parah.
Hal-hal yang harus dilakukan untuk menjaga kesehatan agar terhindar dari penyakit demam berdarah, sebagai berikut:
Melakukan kebiasaan baik, seperti makan makanan bergizi, rutin olahraga, dan istirahat yang cukup; 
masa pancaroba, perhatikan kebersihan lingkungan tempat tinggal dan melakukan 3M, yaitu menguras bak mandi, menutup wadah yang dapat menampung air, dan mengubur barang-barang bekas yang dapat menjadi sarang perkembangan jentik-jentik nyamuk, meski pun dalam hal mengubur barang-barang bekas tidak baik, karena dapat menyebabkan polusi tanah. Akan lebih baik bila barang-barang bekas tersebut didaur-ulang.
Fogging atau pengasapan hanya akan mematikan nyamuk dewasa, sedangkan bubuk abate akan mematikan jentik pada air. Keduanya harus dilakukan untuk memutuskan rantai perkembangbiakan nyamuk;
Segera berikan obat penurun panas untuk demam apabila penderita mengalami demam atau panas tinggi
Pencegahan secara massal di lingkungan setempat dengan bekerja sama dengan RT/RW/Kelurahan dengan PUSKESMAS setempat dilakukan dengan Pembersihan Sarang Nyamuk (PSN), Fogging, atau memutuskan mata rantai pembiakan Aedes aegypti dengan Abatisasi.
Hindari tidur saat siang hari, Hindari tidur pagi sekitar pukul 06.00 – 10.00 atau sore pukul 15.00 – 17.30. Jikalau harus tidur karena cape, baiknya Juragan tidur memakai lotion anti nyamuk, obat nyamuk elektrik atau semprot kamar anda dengan obat anti nyamuk terlebih dahulu



Gejala DBD

Gejala-gejala yang timbul
_ Demam tinggi, biasanya orang akan melanda demam dengue berdarah di ngalami 40derajat Celcius ketika terjadi pada anak bisa menyebabkan kejang.
_ Great pendarahan yang terjadi pada kulit, karena daerah merah pada bantuan aegypti gigitan nyamuk.
_ Timbulnya sakit kepala sukarela dan ketahanan.
_ Kegagalan sistem peredaran darah yang konjungtiva dan daerah faring.
_ Kemunculan kenaikan dan penurunan suhu tubuh secara mendadak.
_ Kerusakan pembulu darah membuat kerusakan limpahan kulit sehingga berwarna kebiruan.
_ Rasa sakit rusuk dan nyeri sebelah kanan.
_ Lainnya gejala yang sering terjadi sakit saat menelan, sakit perut, mual-mual, sakit otot.




Rabu, 14 Agustus 2013

*KEHAMILAN EKTOPIK*




PENGERTIAN
Kehamilan ektopik atau juga dikenal sebagai kehamilan di luar kandungan merupakan suatu kondisi kehamilan dimana sel telur yang sudah dibuahi tidak mampu menempel atau melekat pada rahim ibu, namun melekat ada tempat yang lain atau berbeda yaitu di tempat yang dikenal dengan nama tuba falopi atau saluran telur, di leher rahim, dalam rongga perut atau di indung telur. Atau dengan kata lain, kehamilan ektopik meruapakan suatu kondisi dimana sel telur yang telah dibuahi mengalami implantasi pada tempat selain tempat seharunya, yaitu uterus. Jika sel telur yang telah dibuahi menempel pada saluran telur, hal ini akan menyebabkan bengkaknya atau pecahnya sel telur akibat pertumbuhan embrio.

Sumber : Kehamilan Ektopik http://bidanku.com/index.php?/kehamilan-ektopik#ixzz2bx3tHPqr 

Penyebab Kehamilan Ektopik


Kehamilan ektopik biasanya disebabkan oleh berbagai hal, dan yang paling sering adalah disebabkan adanya infeksi pada saluran falopi (tuba falopi -  fallopian tube). Kehamilan ektopik besar kemungkinan terjadi pada kondisi:
  • Ibu pernah mengalami kehamilan ektopik sebelumnya (terdapat riwayat kehamilan ektopik)
  • Ibu pernah mengalami operasi pembedahan pada daerah sekitar tuba falopi
  • Ibu pernah mengalami Diethylstiboestrol (DES) selama masa kehamilan
  • Kondisi tuba fallopi yang mengalami kelainan kongenital
  • Memiliki riwayat Penyakit Menular Seksual (PMS) seperti gonorrhea, klamidia dan PID (pelvic inflamamtory disease)

Gejala Kehamilan Ektopik

Pada saat usia kehamilan mencapai usia 6-10 minggu, biasa ibu hamil yang mengalami kehamilan ektopik akan mengalami gejala:
  • Ibu hamil mengalami rasa sakit pada daerah panggul salah satu sisinya dan biasanya terjadi dengan tiba-tiba
  • Mengalami kondisi perdarahan vagina di luar jadwal menstruasi atau menstruasi yang tidak biasa
  • Mengalami rasa nyeri yang sangat pada daerah perut bagian bawah
  • Ibu hamil mengalami pingsan

Gejala tahap lanjut pada kehamilan ektopik

  • Rasa sakit perut yang muncul akan terjadi semakin sering
  • Gejala lainnya adalah kulit ibu hamil terlihat lebih pucat
  • Adanya tekanan darah rendah (hipotensi)
  • Terjadinya denyut nadi yang meningkat

Diagnosa


Kehamilan ektopik biasanya sangat sulit di diagnosa oleh dokter, karena gejala dan tanda kehamilan ektopik juga biasanya terjadi pada kehamilan normal. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mendeteksi terjadinya kehamilan ektopik, yaitu dengan cara:
  • Menggunakan USG (ultrasonography). Melalui usg dokter dapat mendeteksi kehamilan ektopik karena tuba falopi terdetek mengalami kerusakan dan terjadinya perdarahan atau terdeteksi di luar uterus terdapat embrio
  • Melalui pengukuran terhadap kadar HCG (human chrionic gonadotopin - hormon kehamilan). Ibu hamil yang mengalami ektopik biasanya kadar hcg nya tidak mengalami peningkatan
  • Dilakukannya pembedahan dengan sayatan kecil di bagian bawah perut (laparoskopi)

Pengobatan

Dokter akan selalu membatalkan kondisi kehamilan ektopik dengan cara pemberian obat-obatan untuk menahan perkembangan embrio. Efek jangka panjang akan dapat terhindarkan jika, kehamilan ektopik dapat terdekteksi sejak dini. jika kehamilan ektopik telah terdektesi sejak dini, hal ini dapat ditangani dengan pemberian obat suntik agar dapat diserap oleh tubuh ibu hamil, hal ini dapat menyebabkan kondisi tuba falopi masih dalam keadaan utuh. Jika kondisi serius, seperti jika tuba falopi telah mengembang, maka dokter akan melakukan operasi.

Prognosa


Sekitar 12% wanita akan kembali mengalami kehamilan ektopik, ketika sebelumnya juga pernah mengalami ektopik. Wanita akan kembali menjadi subur kembali setalah mengalami kehamilan ektopik (60%), trauma berat setalah mengalami kehamilan ektopik dan akibatnya tidak ingin mengalami kehamilan kembali (30%) serta sekitar 10% wanita akan memiliki masalah kesuburan setelah mengalami kehamilan ektopik.
Dukungan positif suami, saudara, atau teman terdekat akan sangat diperlukan bagi wanita yang mengalami kehamilan ektopik. Hal ini diharapkan dapat mengurangi pengalaman traumatic dari kehamilan ektopik, sehingga recovery dan keinginan untuk hamil kembali bisa secapatnya pulih (tentunya melihat kondisi setelah mengalami kehamilan ektopik). Konsultasikan kondisi anda kepada dokter atau bidan jika anda ingin hamil kembali setelah mengalami kehamilan ektopik. Hal ini sangatlah penting untuk dilakukan, agar dokter atau bidan dapat memberikan langkah-langkah yang harus di tempuh untuk menghindari kembali terjadinya kehamilan ektopik. Dan jika, memutuskan untuk hamil kembali, maka pengawasan ketat terhadap kehamilan berikutnya sangat diperlukan, guna menjaga agar kehamilan tetap berlangsung dengan baik hingga masa persalinan nanti.
 

Template Design By:
SkinCorner